Selasa, 22 November 2011

"NUTRISI DAN MANAJEMEN PAKAN DALAM BUDIDAYA IKAN"


ABSTRAK
 

Tujuan pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum, produksi limbah yang minimum dengan biaya yang masuk akal demi keuntungan yang maksimum. Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci untuk mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis budidaya ikan. Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting di dalam mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan tersebut. Konversi yang efisien dalam memberi makan ikan sangat penting bagi pembudidaya ikan sebab pakan merupakan komponen yang cukup besar dari total biaya produksi. Bagi pembudidaya ikan, pengetahuan tentang gizi bahan baku dan pakan merupakan sesuatu yang sangat kritis sebab pakan menghabiskan biaya 40-50% dari biaya produksi.
ABSTRACT


 



The purpose of feeding the fish is to provide nutritional needs for good health, growth and optimum crop yields, minimum waste production at a cost that makes sense for maximum profit. Forage quality and physical kegizian is key to achieving the goals of production and economical fish farming. Knowledge of fish nutrition and fish feed plays an important role in supporting the development of fish farming (aquaculture) in achieving that goal. Efficient conversion of feed fish is very important for fish farmers because feed is a sizeable component of total production costs. For fish farmers, knowledge of nutrition and feed raw materials is something that is very critical because of feed cost 40-50% of the cost of production



I. PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang.
Ikan sebagai salah satu hasil perikanan merupakan salah satu bahan makanan yang tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Bahan makanan ini merupakan sumber protein yang relatif murah, tetapi beberapa jenis di antaranya mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi untuk diekspor. Salah satu kelemahan ikan sebagai bahan makanan ialah sifatnya yang mudah busuk setelah ditangkap dan mati. Oleh karena itu, ikan perlu ditangani dengan baik agar tetap dalam kondisi yang layak dikonsumsi oleh konsumen. Tidak kalah pentingnya adalah pemberian pakan pada ikan yang harus tersedia dan mencukupi kebutuhan baik kuantitas maupun kualitasnya. Untuk menjamin ketersediaan pakan ikan yang memadai maka perlu dilakukan usaha produksi pakan ikan buatan, sehingga kontinuitas produksi ikan akan berlangsung dengan lancar dan baik sampai pemanenan untuk selanjutnya disalurkan kepada konsumen.
Kebutuhan masyarakat dunia terhadap protein hewani ikan terus meningkat seiring dengan peningkatan populasi penduduk dunia. Sejak tahun 1990-an, produksi perikanan tangkap mengalami stagnasi dan cenderung menurun akibat kerusakan lingkungan laut dan upaya penangkapan ikan illegal. Oleh karena itu pemenuhan konsumsi ikan dunia hanya diharapkan dari usaha budidaya ikan.Keberhasilan usaha budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh 3 faktor yang sama pentingnya, yaitu breeding (pemuliaan biakan, bibit), feeding (pakan) dan management (tata laksana). Namun jika dilihat dari total biaya produksi dalam usaha budidaya ikan, maka kontribusi pakan adalah yang paling tinggi sekitar 75%.
Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan, sedangkan pengertian pangan (food) digunakan untuk manusia. Berkaitan dengan pakan, maka dihadapkan pada masalah-masalah kualitatif, kuantitatif, kontinuitas dan keseimbangan zat pakan yang terkandung didalamnya.Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada hewan ternak (baik berupa bahan organik maupun anorganik) yang sebagian atau seluruhnya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatannya. Zat pakan adalah bagian dari bahan pakan yang dapat dicerna, dapat diserap dan bermanfaat bagi tubuh (ada 6 macam zat pakan: air, mineral, karbohidrat, lemak, protein dan vitamin). Seperti halnya hewan lain, ikan pun membutuhkan zat gizi tertentu untuk kehidupannya, yaitu untuk menghasilkan tenaga, menggantikan sel-sel yang rusak dan untuk tumbuh.
Pakan yang dimakan ikan berasal alam (disebut pakan alami) dan dari buatan manusia (disebut pakan buatan). Dalam praktiknya, pakan alami sudah terdapat secara alami dalam perairan kolam tempat pemeliharan ikan. Pakan alami sangat bagus diberikan pada ikan yang masih dalam stadia benih, terutama saat benih ikan berumur 3-15 hari. Sedangkan pakan buatan diramu dari beberapa bahan baku yang memiliki kandungan nutrisi spesifik. Bahan baku diolah secara sederhana atau diolah di pabrik secara masal dan menghasilkan pakan buatan berbentuk pellet, tepung, remeh atau crumble dan pasta. Pakan ikan merupakan bagian yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam kegiatan budidaya perikanan. Hal ini karena pakan ikan berkontribusi besar dalam biaya produksi (Mencapai 50 – 70 %). Selain itu pakan juga menentukan pertumbuhan ikan dan kualitas lingkungan budidaya.

1.2.  Tujuan Penulisan.
            Memberikan gambaran tentang Komposisi dan formulasi pakan yang baik karena kecukupan pemberian pakan merupakan salah satu hal terpenting untuk menjamin kesuksesan budidaya ikan. Ketidakcukupan pemberian pakan, ikan tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.




















II.TINJAUAN  PUSTAKA

Pakan alami sering sekali diupayalan keberadaannya di kolam-kolam budidaya baik kolam intensif, semi intensif maupun modern. Hal ini dimaksudkan untuk saling mencukupi kebutuhan unsur-unsur gizi yang tidak terdapat dalam pakan buatan. Pakan alami memang biasanya didominasi oleh organisme planktonis, namun larva-larva ikan, crustacea, mollusca dsb merupakan pakan alami yang digemari oleh kultivan. Ketersediaan makanan yang cukup dan kualitas air yang menunjang sangat mempengaruhui tingkat kelulushidupan ikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Spote (1987) dalam Badare (2001).
kualitas air turut mempengaruhui kelulushidupan dan pertumbuhan dari organisme perairan yang dibudidayakan. Selain itu, sebagaimana yang dinyatakan oleh McCormick et.al (1998) dalam Ninef (2002), bahwa padat penebaran yang tinggi akan menyebabkan tingkat persaingan terhadap makanan dan ruang menjadi tinggi yang akan menurunkan tingkat kelulushidupan suatu organisme.
Menurut Mangampa dkk (2008), menyatakan bahwa semakin besar kepadatan ikan yang kita berikan, akan semakin kecil laju pertumbuhan per individu. Dengan kepadatan rendah ikan mempunyai kemampuan memanfaatkan makanan dengan baik dibandingkan dengan kepadatan yang cukup tinggi, karena makanan merupakan faktor luar yang mempunyai peranan di dalam pertumbuhan.
Dalam budidaya ikan secara intensif, pakan buatan disediakan untuk memenuhi kebutuhan ikan, dimana biaya pakan dapat mencapai 60% dari biaya produksi. Berdasarkan tingkat kebutuhannnya pakan buatan dapat dibagi menjadi tiga kelompok : yaitu (1) pakan tambahan, (2) pakan suplemen, dan (3) pakan utama. Pakan tambahan adalah pakan yang sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan pakan. Dalam hal ini, ikan yang dibudidayakan sudah mendapatkan pakan dari alam, namun jumlahnya belum memadai untuk tumbuh dengan baik sehingga perlu diberi pakan buatan sebagai pakan tambahan. Pakan suplemen adalah pakan yang sengaja dibuat untuk menambah komponen nutrisi tertentu yang tidak mampu disediakan pakan alami. Sementara pakan buatan adalah pakan yang sengaja dibuat untuk menggantikan sebagian besar atau keseluruhan pakan alami. Kekurangan pakan akan memperlambat laju pertumbuhan sehingga dapat menyebabkan kanibalisme, sedangkan kelebihan pakan akan mencemari perairan sehingga menyebabkan udang stres dan menjadi lemah serta nafsu makan udang akan menurun (Anonimous, 2000).
Di alam, ikan dapat memenuhi kebutuhan makannya dengan pakan yang tersedia di alam. Dalam hal ini ikan mempunyai kesempatan untuk memilih. Oleh karena itu, pakan yang berasal dari alam selalu sesuai dengan selera ikan. Dalam lingkungan budidaya, ikan lebih tergantung pada pakan buatan dan tidak mempunyai kesempatan untuk memilih. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan pertimbangan kebutuhannya. Pembuatan pakan sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi ikan, kualitas bahan baku, dan nilai ekonomis. Dengan pertimbangan yang baik, dapat dihasilkan pkan buatan yang disukai ikan, tidak mudah hancur dalam air, aman bagi ikan. Ruang gerak juga merupakan faktor luar yang mempengaruhi laju pertumbuhan, dengan adanya ruang gerak yang cukup luas ikan dapat bergerak dan memanfaatkan unsur hara secara maksimal (Anonimous, 1993). Pada padat penebaran yang tinggi ikan mempunyai daya saing di dalam memanfaatkan makanan, unsur hara dan ruang gerak, sehingga akan mempengaruhi laju pertumbuhan ikan tersebut.

                                                                                                                                               














III. PEMBAHASAN
3.1. Bahan-bahan pakan.
Bahan baku pembuatan pakan ikan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani. Banyak sekali bahan baku nabati yang dapat diberikan kepada ikan, bahan baku nabati inilah yang menyebabkan harga pakan menjadi dapat ditekan. Dari sekian banyak bahan baku nabati, 70 – 75% merupakan biji-bijian dan hasil olahannya, 15 – 25% limbah industri makanan, dan sisanya hijauan sebagaimana layaknya bahan pakan yang berasal dari biji-bijian, bahan pakan nabati ini sebagian besar merupakan sumber energi yang baik, tetapi karena asalnya dari tumbuhan, kadar serat kasarnya tinggi. Sebagai sumber vitamin, beberapa bahan berbentuk bijian atau lahannya tidaklah mengecewakan.
1. Bahan Hewani
a) Tepung Ikan; Berasal dari ikan sisa atau buangan yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau sisa pengolahan industri makanan ikan, sehingga kandungan nutrisinya beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60 – 70%. Tepung ikan merupakan pemasok lysin dan metionin yang baik, dimana hal ini tidak terdapat pada kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya pun sangat tinggi, dan karena berbagai keunggulan inilah maka harga tepung ikan menjadi mahal.
b) Tepung Rebon dan Benawa; Rebon adalah sejenis udang kecil yang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting laut. Rebon dan Benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni benda yang terapung.
c) Tepung Kepala Udang; Bahan yang digunakan adalah kepala udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor.
d) Tepung Darah; Merupakan limbah dari rumah potong hewan, yang banyak digunakan oleh pabrik pakan, karena protein kasarnya tinggi. Walaupun demikian ada pembatas “religius” dan “dampak kesehatan”. Baik buruknya tepung darah yang digunakan sebagai bahan baku dari segi kesehatan, tergantung pada bagaimana bahan itu diperoleh dari rumah potong hewan. Bila berasal dari penampungan yang bercampur kotoran, tentu bahan ini tidak layak digunakan, tapi bila berasal dari penampungan yang bersih, maka tepung ini memenuhi syarat sebagai bahan baku pakan.
e) Silase Ikan; Silase adalah hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan/limbahnya.
f) Tepung Bulu Ayam dan Tepung Tulang; Tepung bulu diperoleh dengan merebus bulu unggas dalam wadah tertutup dengan tekanan 3,2 atmosfer selama 45 menit dan dikembalikan lagi pada tekanan normal, setelah itu dikeringkan pada temperatur 60oC dan digiling hingga halus. Tepung bulu mempunyai energi metabolis 2354 kal/kg dan asam amino tersedia sebesar 65% dan penggunaannya maksimal 10%.dan Berasal dari tulang-tulang dengan sedikit daging yang melekat, kemudian dikeringkan dan digiling, di pasaran biasa disebut tepung tulang. Bahan ini dapat digunakan antara 2,5 – 10% dalam formula pakan dan lebih bersifat sebagai pendamping tepung ikan. Bila digunakan berlebihan, tentu tidak menguntungkan karena kalsium akan terlalu banyak sehingga menurunkan selera makan.
g). Tepung Bekicot; Merupakan bahan daging bekicot mentah dan daging bekicot rebus.
h) Tepung Cacing Tanah; Cacing tanah dapat menggantikan tepung ikan dan dapat diternak secara masal.
i). Limbah Unit Penetasan Ayam;  Dalam penetasan telur ayam ras, ada telur-telur yang tidak bertunas atau bertunas tapi mati, yang biasanya menjadi limbah. Limbah unit penetasan ini akan berguna sekali untuk makanan unggas dan ikan.
2). Bahan Nabati
a). Dedak; Bahan dedak padi ada dua, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras.
b). Dedak Gandum; Bahan: hasil samping perusahaan tepung terigu.
c). Jagung; Terdapat 2 jenis, yaitu: (1) Jagung kuning, mengandung protein dan energi tinggi, daya lekatnya rendah; (2) Jagung putih, mengandung protein dan enrgi rendah, daya lekatnya tinggi. Sukar dicerna ikan, sehingga jarang digunakan.
d). Cantel/Sorgum; Berwarna merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan. Mempunyai zat tanin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin/penyosohan yang lebih baik
e).Tepung Terigu; Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat
f).Tepung Kedele; Keuntungan: mengandung lisin asam amino essensial yang paling essensial dan aroma makanan lebih sedap, penggunaannya ± 10%. Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak
g).Tepung Ampas Tahu
h).Tepung Bungkil Kacang Tanah; Bungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang. Kelemahannya: dapat menyebabkan penyakit kurang vitamin, dengan gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah dengan membatasi penggunaannya.
i).Bungkil Kelapa; Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%.
j). Biji Kapuk/Randu; Bahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya. Kelemahannya: Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat racun bius.
k).Biji Kapas; Bahan: bungkil dari pembuatan minyak. Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan perdarahan/pembengkakan jaringan tubuh. Untuk penggunaannya harus dimasak dulu
l).Tepung Daun Turi; Kelemahannya: mengandung senyawa beracun : asam biru (HCN), lusein dan alkoloid-alkoloid lainnya
m).Tepung Daun Lamtoro; Kelemahannya: mengandung mimosin, dalam pemakaiannya < 5% saja.
n).Tepung Daun Ketela Pohon; Kelemahannya: racun HCN/asam biru.
o).Isi Perut Besar Hewan Memamah biak; Bahan: dari rumah pemotongan ternak. Cara pembuatan: dikeringkan, digiling sampai menjadi tepung


3). Bahan Tambahan
a). Vitamin dan Mineral; Dikemas dalam bentuk premiks (premix). Yang mengandung vitamin, mineral dan asam-asam amino tertentu. Contoh-contoh merek dagang:
- Top mix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), 2 asam amino essensial (metionin dan lisin) dan 6 mineral (Mn, Fe, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan (BHT)
- Rhodiamix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), asam amino essensia metionin, dan 8 mineral (Mg, Fe, Mo, Ca, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan.
- Mineral B12: mengandung tepung tulang, CaCO3, FeSO4, MnSO4, KI, CuSO4, dan ZnCO3, serta vitamin B12 (sianokobalamin).
- Merek lain: Aquamix, Rajamix U, Pfizer Premix A, Pfizer Premix B.
b). Garam Dapur (NaCl); Fungsinya sebagai bahan pelezat (gurih), mencegah terjadinya proses pencucian zat-zat lain yang terdapat dalam ramuan makanan ikan. Penggunaannya cukup 2%.
c). Bahan Perekat; Contoh bahan perekat: agar-agar, gelatin, tepung terigu, tepung sagu. Yang paling baik adalah tepung kanji dan tapioka. Penggunaannya cukup 10%.
d). Antioksidan; Bahan berupa fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikulin (1,2dihydro-6-etoksi-2,2,4 trimethyquinoline), BHT (butylated hydroxytoluena), dan BHA (butylated hydroxyanisole). Penggunaannya: etoksikulin 150 ppm, BHT dan BHA 200 ppm.
e). Ragi dan Ampas Bir; Ragi adalah sejenis cendawan yang dapat merubah karbohidrat menjadi alkohol dan CO2. Macam ragi: ragi tape, ragi roti, dan bir. Ampas bir merupakan limbah pengolahan bir. Penggunaannya: ampas bir basah 3-6% dan kering 10%.
3.2. Kandungan vitamin dan nutrisi dalam pakan
Seperti halnya hewan lain, ikan pun membutuhkan zat gizi tertentu untuk kehidupannya, yaitu untuk menghasilkan tenaga, menggantikan sel-sel yang rusak dan untuk tumbuh. Zat gizi yang dibutuhkan adalah : protein,lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air.
1. Protein
Protein sangat diperlukan oleh tubuh ikan, baik untuk pertumbuhan maupun untuk menghasilkan tenaga. Protein nabati (asal tumbuh- tumbuhan), lebih sulit dicernakan daripada protein hewani (asalhewan), hal ini disebabkan karena protein nabati terbungkus dalamdinding selulosa yang memang sukar dicerna. Pada umumnya, ikan membutuhkan protein lebih banyak daripada hewan-hewan ternak di darat (unggas dan mamalia). Selain itu, jenis dan umur ikan juga berpengaruh pada kebutuhan protein. Ikan karnivora membutuhkan protein yang lebih banyak daripada ikan herbivora, sedangkan ikan omnivora berada diantara keduanya. Pada umumnya ikan membutuhkan protein sekitar 20 – 60%, dan optimum 30 – 36%. Protein nabati biasanya miskin metionin, dan itu dapat disuplau oleh tepung ikan yang kaya metionin.
2. Lemak
Nilai gizi lemak dipengaruhi oleh kandungan asam lemak esensialnya yaitu asam-asam lemak tak jenuh atau PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) antara lain asam oleat, asam linoleat dan asam linolenat. Asam lemak esensial ini banyak terdapat di tepung kepala udang, cumi-cumi. Kandungan lemak sangat dipengaruhi oleh faktor ukuran ikan, kondisi lingkungan dan adanya sumber tenaga lain. Kebutuhan ikan akan lemak bervariasi antara 4 – 18%.
3. Karbohidrat
Karbohidrat atau hidrat arang atau zat pati, berasal dari bahan baku nabati. Kadar karbohidrat dalam pakan ikan, dapat berkisar antara 10 –50%. Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat ini tergantung pada kemampuannya untuk menghasilkan enzim pemecah karbohidrat (amilase). Ikan karnivora biasanya membutuhkan karbohidrat sekitar 12%, sedangkan untuk omnivora kadar karbohidratnya dapat mencapai50%.
4. Vitamin
Apabila ikan kekurangan vitamin, maka gejalanya adalah nafsu makan hilang, kecepatan tumbuh berkurang, warna abnormal, keseimbangan hilang, gelisah, hati berlemah, mudah terserang bakteri, pertumbuhan sirip kurang sempurna, pembentukan lendir terganggu dll. Agar ikan tetap sehat, suplai vitamin harus kontinyu, tapi kebutuhan akan vitamin dipengaruhi oleh ukuran ikan, umur, kondisi lingkungan dan suhu air.


5. Mineral
Mineral adalah bahan an-organik yang dibutuhkan oleh ikan untuk pembentukan jaringan tubuh, proses metabolisma dan mempertahankan keseimbangan osmotis. Mineral yang penting untuk pembentukan tulang, gigi dan sisik adalah kalsium, fosfor, fluorine, magnesium, besi, tembaga, kobalt, natrium, kalium, klor, boron, alumunium, seng, arsen. Makanan alami biasanya telah cukup mengandung mineral, bahkan beberapa dapat diserap langsung dari dalam air. Namun pada umumnya, mineral-mineral itu didapatkan dari makanan. Oleh karena itu, beberapa macam mineral yang penting perlu kita tambahkan pada proses pembuatan pakan.
6. Mikronutrien
Selain kandungan gizi, ada beberapa bahan tambahan dalam meramu pakan buatan. Bahan-bahan ini cukup sedikit saja, diantaranya: antioksidan, perekat dan pelezat. Sebagai antioksidan atau zat antitengik dapat ditambahkan fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikuin, BHT, BHA dan lain-lain dengan penggunaan 150 – 200 ppm.
Kandungan Nutrisi Bahan Makanan Ikan
Nama Bahan
Protein
Lemak
Serat
Tepung Teri
63.71
4.21
3.6
Tepung Udang
47.47
8.95
4.49
Tepung Darah
80.85
5.61
0
Tepung bekicot
39
9.33
1.05
Tepung Ikan
62.99
6.01
3.6
Tepung Kedelai
46.8
5.31
3.54
Tepung Terigu
12.27
1.16
0
Dedak Halus
13.3
2.4
9.4
Tepung Jagung
9.5
3.22
1.76
Tepung singkong
0.85
0.3
0
Bungkil Kelapa
24.0
8.0
10
Tepung Ayam Segar
15.51
0.21
0.36


3.3. Bentuk pakan
Bentuk pakan buatan ditentukan oleh kebiasaan makan ikan, berikut bentuk-bentuk pakan ikan:
a.  Larutan, digunakan sebagai pakan burayak ikan dan udang (berumur 2-30 hari). Larutan ada 2 macam, yaitu : (1) Emulsi, bahan yang terlarut menyatu dengan air pelarutnya; (2) Suspensi, bahan yang terlarut tidak menyatu dengan air pelarutnya.
b. Tepung halus, digunakan sebagai pakan benih (berumur 20-40 hari). Tepung halus diperoleh dari remah yang dihancurkan.
c.  Tepung kasar, digunakan sebagai pakan benih gelondongan (berumur 40-80 hari). Tepung kasar juga diperoleh dari remah yang dihancurkan.
d.  Remah, digunakan sebagai pakan gelondongan besar/ikan tanggung (berumur 80-120 hari). Remah berasal dari pellet yang dihancurkan menjadi butiran kasar.
e.  Pellet, digunakan sebagai pakan ikan dewasa yang sudah mempunyai berat >60-75 gram dan berumur > 120 hari.
f.  Waver, berasal dari emulsi yang dihamparkan di atas alas aluminium atau seng dan dkeringkan, kemudian diremas- remas.
3.4. Cara pembuatan pakan
Meskipun beberapa pakan buatan sendiri diakui masih kurang berkualitas dari pakan buatan pabrik tapi tidak menutup kemungkinan pakan buatan sendiri lebih baik, lebih segar jika bahan-bahan pembuatan pakan tersedia dan mutu yang baik. Pakan yang baik memenuhi nutrisi ikan. Mengenal kebutuhan nutrisi ikan merupakan landasan dalam pembuatan pakan ikan sendiri, setiap ikan membutuhkan nilai gisi yang berbeda, kebutuhan protein, lemak dan serat ikan nila atau tilapia berbeda dengan ikan lele.  Ikan lele memerlukan lebih sedikit nilai nutrisi dibanding dengan ikan nila, gurame, ikan mas dan sebagainya. Pakan yang memiliki keseimbangan protein, lemak, dan serat untuk kebutuhan ikan tertentu akan memacu pertumbuhan ikan yang cepat besar, akan tetapi bila nutrisi yang dibutuhkan ikan kurang maka pertumbuhan ikan akan lambat berakibat pada biaya dan waktu panen yang cukup lama.


Dalam membuat pakan buatan untuk ikan, hal pertama yang harus dipertimbangkan, adalah persyaratan bahan baku untuk pakan, yaitu :
1. Bahan baku pakan tidak boleh bersaing dengan bahan makanan manusia. Bila manusia banyak membutuhkannya, bahan baku ini tidak boleh diberikan kepada ikan.
2. Bahan baku ini harus tersedia dalam waktu lama, atau ketersediaannya harus kontinyu. Bahan baku yang pada suatu saat ada dan kemudian lenyap, harus dihindari. Padi yang diproduksi secara massal dan nasional, tentu menyebabkan ketersediaan dedak dan bekatul untuk ternak juga melimpah ruah. Sebaliknya untuk bahan baku yang diproduksi secara terbatas, juga akan menghasilkan bahan secara terbatas pula.
3. Harga bahan baku; walaupun bisa digunakan, tapi bila harganya mahal maka penggunaan bahan atau peran bahan baku itu sebagai bahan baku sudah tersisihkan. Sebenarnya murah atau mahalnya bahan baku itu harus dinilai dari manfaat bahan itu, yang merupakan cermin dari kualitas bahan tersebut. Tepung ikan, misalnya harganya memang mahal, tetapi bila dibandingkan dengan kandungan proteinnya yang tinggi dan kelengkapan asam aminonya, maka penggunaan tepung ikan menjadi murah.
4. Kualitas gizi bahan baku, menjadi persyaratan penting lainnya. Walaupun harganya murah, banyak terdapat di Indonesia dan ketersediaannya kontinyu, tetapi bila kandungan gizinya buruk, tentu bahan baku ini tidak dapat digunakan.
5. Rasa dan aroma pakan. Pakan yang dibuat harus memiliki rasa yang enak dan aroma yang disukai ikan. Pakan seperti ini akan habis dimakan ikan sehingga pakan tidak terbuang dan membusuk didalam kolam. Pemakaian bahan baku yang menyebabkan rasa pakan tidak enak perlu dihindari.
Dalam menyusun formulasi pakan ikan komersial, perhitungan mutlak diperlukan untuk menentukan komposisi paka yang sesuai degan standar kebutuhan nutrisi ikan. Pada prinsipnya perhitungan ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan pakan yang ekonomis, layak nutrisi dan disenangi oleh ikan. Beberapa cara atau metode yang bisa digunakan antara lain:
a. Metode Percobaan dan Kesalahan; Digunakan melalui pendekatan matematika untuk memperoleh kombinasi bahan ransum yang tepat memenuhi nutrisi yang dibutuhkan ikan. Biasanya diperlukan beberapa percobaan.
b. Metode Persamaan Aljabar; Penyusunan ransum dengan metode aljabar dilakukan dengan membuat semua daftar bahan yang akan digunakan dan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu bahan yang sudah diketahui jumlahnya (A) dan kelompok bahan yang belum diketahu jumlahnya (B) kemudian dihitung dengan menggunakan persamaan aljabar.
c. Metode Segi Empat Person; Penyusunan Metode Segi Empat Person digunakan apabila penyusunan formulasi ransum hanya menggunakan 2 bahan baku pakan atau beberapa kombinasi bahan baku. Prosedur kegiatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
- Gambar kotak segi empat
- Tentukan tingkat protein yang diinginkan di tengah-tengah kotak tersebut
- Kelompokkan bahan-bahan sesuai dengan sumber protein(SP) dan sumber karbohidrat(SK) kemudian hitung masing-masing rata-rata sumber tersebut.
- Tempatkan kelompok SK sebelah atas pojok kiri dan SP pada pojok kiri bagian bawah
- Kurangkan jumlah SK dan SP pada protein yang diinginkan secara diagonal dan tempatkan hasilnya di sudut kanan (hasil tetap positif)
- Jumlahkan kedua hasil pengurangan tersebut
- Kalikan tiap bahan baku dalam kelompok sesuai dengan proporsinya.
3.5. Pakan yang baik untuk ikan
Di dalam budidaya ikan, formula pakan ikan harus mencukupi kebutuhan gizi ikan yang dibudidayakan, seperti: protein (asam amino esensial), lemak (asam lemak esensial), energi (karbohidrat), vitamin dan mineral. Mutu pakan akan tergantung pada tingkatan dari bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Akan tetapi, perihal gizi pada pakan bermutu sukar untuk digambarkan dikarenakan banyaknya interaksi yang terjadi antara berbagai bahan gizi selama dan setelah penyerapan di dalam pencernaan ikan Pakan bermutu umumnya tersusun dari bahan baku pakan (feedstuffs) yang bermutu yang dapat berasal dari berbagai sumber dan sering kali digunakan karena sudah tidak lagi dikonsumsi oleh manusia. Pemilihan bahan baku tersebut tergantung pada kandungan bahan gizinya; kecernaannya (digestibility) dan daya serap (bioavailability) ikan; tidak mengandung anti nutrisi dan zat racun; tersedia dalam jumlah banyak dan harga relatif murah. Umumnya bahan baku berasal dari material tumbuhan dan hewan. Ada juga beberapa yang berasal dari produk samping atau limbah industri pertanian atau peternakan. Bahan-bahan tersebut bisa berasal dari lokasi pembudidaya atau didatangkan dari luar.
3.6. Pakan yang tidak baik untuk ikan
Untuk memproduksi pakan yang berkualitas diperlukan bahan baku pakan yang juga berkualitas. Bahan-bahan baku tersebut perlu dilindungi selama proses ataupun selama penyimpanan. Beberapa bahan baku juga mengandung zat anti nutrisi yang dapat menghambat pemanfaatan gizi (seperti protein) oleh ikan atau udang. Sebagai contoh: jenis kacang-kacangan yang mengandung zat penghambat tripsin dan kimortripsin (asam amino) sehingga enzim yang ada didalam ikan tidak dapat menyerap protein. Oleh karena itu, beberapa bahan baku perlu dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam formulasi pakan. sebagian zat anti nutrisi ada yang mudah dihilangkan cukup dengan pemanasan, tetapi ada juga yang sulit dihilangkan dengan pemanasan.
Dalam menyiapkan pakan, sasaran utama bukan hanya mencampur bahan-bahan baku tetapi melindungi bahan-bahan baku tersebut selama proses. Seringkali, sebelum bahan-bahan tersebut digunakan, bahan tersebut harus diproses untuk menghilangkan zat-zat yang dapat menghambat pemanfaatan bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Proses tersebut bertujuan agar gizi pakan lebih efektif dimanfaatkan oleh ikan. Penyimpanan pakan juga harus diperhatikan seperti proses penyiapan dan pengolahan, karena mempengaruhi umur simpan dari pakan tersebut. Zat anti nutrisi pada beberapa bahan baku dan cara menghilangkan atau menghambatnya :
1.  Inhibitor tripsin :  Berikatan dengan tripsin sehingga tripsin tidak aktif
2.  Kedelai dan kacang-kacangan : Pemanasan pada suhu 175-1950C atau pemasakan selama 10 menit
3.  Lektin : Merusak sel darah merah
4.  Kedelai dan kacang-kacangan : di diidihkan dalam air atau autoclave selama 30 menit.
5. Goitrogen : Menghambat pemasukan iodin oleh kelenjar tiroid
6. Kedelai dan kacang-kacangan : Kukus atau autoclave selama 30 menit
7. Anti vitamin D : Berikatan dengan Vitamin D dan menjadikan tidak berfungsi
8. Anti vitamin E : Berkontribusi terhadap defisiensi Vitamin E
9. Thiaminase : Berpengaruh terhadap kerusakan thiamin (Vitamin B1)
10. Ikan rusak, kijing dan kedelai : Autoclave, pemanasan dan pemasakan zat yang tahan terhadap pemanasan
11. Estrogen (isoflavon) : Mengganggu terhadap kinerja reproduksi
12. Tanaman glikosida : Ekstraksi pelarut
13. Gossipol : Berikatan dengan fosfor dan beberapa protein
14. Tepung biji kapas : Penambahan garam besi dan fitase
15. Tannin : Berikatan protein menghambat pencernaan tripsin digestion
16. Sianogen : Melepaskan racun asam hidrosianik
17. Daun singkong : Perendaman dalam air selama 12 jam
18. Mimosin : Menggangu sintesis enzim dalam hati; merusak sell hepatopankreas pada udang
19. Daun Ipil-ipil : Perendaman dalam air selama 24 jam
20. Peroksida : Berikatan dengan proteins dan vitamin
21. Phytates : Berikatan dengan protein dan mineral dan menurunkan daya serapnya
22. Tepung jagung, kulit sereal, dan kacang-kacangan : Dikuliti (dibuang kulitnya).
3.7. Perhitungan cara pemberian pakan dalam satu kolam
Tujuan pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum, produksi limbah yang minimum dengan biaya yang masuk akal demi keuntungan yang maksimum. Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci untuk mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis budidaya ikan. Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting di dalam mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan tersebut. Konversi yang efisien dalam memberi makan ikan sangat penting bagi pembudidaya ikan sebab pakan merupakan komponen yang cukup besar dari total biaya produksi. Bagi pembudidaya ikan, pengetahuan tentang gizi bahan baku dan pakan merupakan sesuatu yang sangat kritis sebab pakan menghabiskan biaya 40-50% dari biaya produksi.
Dalam praktiknya, baik pakan alami maupun pakan buatan diberikan kepada ikan dengan dosis 3-5 % dari bobot ikan perhari. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari, yaitu pagi, siang dan sore hari atau malam hari. Namun demikian, ada juga ahli yang menyarankan bahwa pemberian pakan ikan tidak selalu tergantung pada waktu-waktu tersebut tetapi dilakukan kapan saja selagi ikan masih mau makan. Dengan demikian, jumlah pakan yang diberikan bisa saja lebih dari 3-5 %. Hal ini dapat dilakukan dengan syarat pakan yang diberikan dimanfaatkan secara optimal oleh ikan. Misal pemberian pakan sebesar 4 % per hari dari jumlah bobot ikan yang dipelihara pada satu kolam. Jumlah ikan dalam kolan 500 ekor dengan berat per ekor ikan 100 gram. Maka jumlah pakan yang diberikan untuk satu hari adalah: 500 ekor x 100 gram x 4 % = 2000 gram atau 2 kg Jadi jumlah pakan yang diberikan sebanyak 2 kg/hari.











IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Bahan baku pembuatan pakan ikan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani. Zat gizi yang dibutuhkan oleh ikan adalah protein,lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air. Pakan buatan dapat berbentuk pellet, tepung, remeh atau crumble dan pasta. Metode yang bisa digunakan untuk menyusun formulasi pakan antara lain Metode Percobaan dan Kesalahan, Persamaan Aljabar dan Metode Segi Empat Person. Pemilihan bahan baku pakan ikan tergantung pada kandungan bahan gizinya; kecernaannya (digestibility) dan daya serap (bioavailability) ikan; tidak mengandung anti nutrisi dan zat racun; tersedia dalam jumlah banyak dan harga relatif murah. Tujuan pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum, produksi limbah yang minimum dengan biaya yang masuk akal demi keuntungan yang maksimum.
Dalam meramu pakan buatan harus tetap selau memperhatikan kandungan kualitas atau nilai gizi maupun efek negatif anti nutrisi yang terkandung di dalam bahan penyusun. Ini dilakukan agar ikan yang dipelihara pertumbuhannya relatif cepat dan terhindar dari zat berbahaya atau dengan melakukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam formulasi pakan. Manajemen pemberian pakan juga juga perlu diperhatikan agar pakan yang diberikan sesuai dengan jumlah konsumsi ikan atau tidak berlebihan (mubazir). Sehingga perlu diterapakan manjemen yang baik yaitu dengan menghitung persentase pakan yang diberikan sesui dengan bobot ikan yang diketahui dengan melakukan sampling secara berkala.








V. DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 1993. Pedoman Teknis Pembenihan Ikan Bandeng. Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Perikanan Jakarta. hal. 37.
Anonimous. 2000. Petunjuk Teknis Budidaya Udang Windu. Dirjen Perikanan Tim MMC Daerah Jawa Timur. PT. Aquatik Consultans dan Konsorsium.
Badare, A. I. 2001. Pengaruh Pemberian Beberapa Makroalga Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Juvenil Abalone (Holiotis spp) Yang Dipelihara Dalam Kurungan Terapung. Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Undana: Kupang.
Khairuman. dan Amri, K. 2002. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agro Media Pustaka. Jakarta
Mangampa, M. Busran dan Suswoyo, H. S.2008. Optimalisasi Padat Tebar Terhadap Sintasan Tokolan Udang Windu Dengan Sistem Aerasi di Tambak. www.yahoo.com. 02 juli 2008.
Ninef, M. C. H. 2002. Pengaruh Padat Penebaran Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Juvenil Abalon (Holiotis spp) Yang Dipelihara Dalam Kurungan Apung. Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan. UHT: Surabaya.
Smallcrab.com. 2010.  kandungan nutrisi bahan baku nabati pakan ikan. http://www.smallcrab.com/forex/495-kandungan-nutrisi-bahan-baku-nabati-pakan-ikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar